Pertama Kali Menyaksikan Tari Tanjak
UNESCO – Sebagai seorang travel vlogger, perjalanan saya ke Riau selalu menghadirkan pengalaman budaya yang unik. Salah satunya adalah ketika saya berkesempatan menyaksikan langsung Tari Tanjak, tarian khas Melayu yang penuh filosofi.
Acara itu berlangsung di sebuah festival budaya Melayu. Para penari pria dan wanita memasuki panggung dengan kostum adat berwarna cerah, lengkap dengan tanjak, ikat kepala khas Melayu. Gerakan mereka anggun namun tegas, diiringi musik tradisional gambus dan marwas. Setiap langkah seakan menyampaikan cerita tentang jati diri orang Melayu: berani, santun, dan penuh wibawa.
Saya terhanyut. Rasanya seperti sedang melihat sebuah puisi yang dihidupkan melalui gerakan tubuh.

Sejarah Tari Tanjak
Tari Taanjak bukan tarian baru, tetapi juga bukan setua Tari Zapin atau Tari Piring. Tarian ini lahir sebagai bentuk ekspresi budaya Melayu modern yang mengambil inspirasi dari simbol penting dalam kehidupan masyarakat: tanjak.
Apa Itu Tanjak?
Tanjak adalah ikat kepala khas Melayu, biasanya dipakai oleh kaum pria dalam acara adat, pernikahan, hingga pertunjukan resmi. Tanjak melambangkan:
- Kebijaksanaan dalam bertindak.
- Keberanian dalam menghadapi tantangan.
- Identitas sebagai lelaki Melayu sejati.
Lahirnya Tari Tanjak
Tari Taanjak diciptakan oleh seniman Melayu sebagai cara untuk melestarikan makna tanjak. Melalui tarian ini, generasi muda diajak untuk tidak melupakan akar budayanya. Kini, Tari Taanjak berkembang sebagai ikon baru seni pertunjukan Melayu di Riau, Kepulauan Riau, bahkan Malaysia.
Filosofi Gerakan Tari Tanjak
Gerakan dalam Tari Taanjak sederhana, tetapi setiap detailnya memiliki filosofi.
Makna di Balik Gerakan
- Gerakan tangan mengangkat ke kepala → simbol penghormatan terhadap leluhur dan martabat.
- Gerakan melangkah tegap → melambangkan keberanian laki-laki Melayu.
- Formasi berpasangan → mencerminkan keseimbangan antara pria dan wanita.
- Gerakan berputar perlahan → tanda keharmonisan dan ketenangan batin.
Sebagai penonton, saya bisa merasakan bagaimana Tari Taanjak bukan sekadar pertunjukan, melainkan sebuah pesan moral tentang kehidupan orang Melayu.
Musik Pengiring Tari Tanjak
Keindahan Tari Taanjak semakin hidup berkat musik pengiringnya.
Instrumen yang Digunakan
- Gambus → alat musik petik khas Timur Tengah yang sangat identik dengan budaya Melayu.
- Marwas → gendang kecil yang memberi ritme cepat.
- Biola Melayu → menambah nuansa syahdu.
- Akordeon → kadang ditambahkan untuk memperkaya harmoni.
Musik Tari Taanjak biasanya berpadu dengan syair berbahasa Melayu, berisi nasihat atau petuah. Inilah yang membuat tarian ini terasa sekaligus indah, religius, dan edukatif.
Kostum Penari Tari Tanjak
Seperti namanya, kostum utama yang menonjol adalah tanjak.
Kostum Penari
- Laki-laki: baju kurung Melayu dengan celana panjang, kain songket, dan tanjak di kepala.
- Perempuan: baju kurung atau kebaya panjang dengan selendang songket yang anggun.
Warna-warna cerah seperti merah, kuning, dan hijau sering dipilih, karena dianggap membawa keceriaan sekaligus kekuatan.
Variasi Tari Tanjak di Nusantara
Meski identik dengan Riau, Tari Taanjak kini memiliki variasi di berbagai daerah.
Jenis Tari Tanjak
- Tari Taanjak Riau – versi asli, lebih sederhana dan sarat makna filosofis.
- Tari Tanjak Kepulauan Riau – lebih atraktif, ditampilkan di festival pariwisata.
- Tari Tanjak Modern – dipadukan dengan musik kontemporer agar menarik bagi generasi muda.
Saya sempat melihat Tari Taanjak modern di sebuah acara kampus di Pekanbaru. Gerakannya tetap mempertahankan nilai dasar, tetapi sudah ditata dengan sentuhan koreografi modern.
Tari Tanjak di Panggung Dunia
Walau relatif baru, Tari Taanjak sudah sering dipentaskan dalam berbagai festival internasional.
Kiprah Tari Tanjak
- Pernah ditampilkan di Festival Budaya Melayu Dunia di Malaysia.
- Menjadi bagian dari atraksi wisata budaya di Riau dan Batam.
- Ditampilkan dalam acara kenegaraan sebagai simbol persahabatan dan diplomasi budaya.
Tari ini membuktikan bahwa meski sederhana, budaya Melayu tetap bisa bersaing di kancah global.
Tantangan dan Upaya Pelestarian
Seperti banyak seni tradisi lainnya, Tari Tanjak menghadapi tantangan berupa minimnya minat generasi muda.
Upaya Pelestarian
- Komunitas Seni Melayu → rutin mengadakan workshop Tari Tanjaak.
- Festival Tanjak → digelar di Riau dan Kepulauan Riau.
- Kolaborasi Seni → seniman muda memadukan Tari Tanjak dengan musik pop atau hip-hop.
- Promosi Pariwisata → menjadikan Tari Tanjak sebagai atraksi utama.
Dengan upaya itu, Tari Taanjak bukan hanya bertahan, tapi juga semakin dikenal luas.
Pengalaman Pribadi Mencoba Tari Tanjak
Saya berkesempatan mencoba Tari Tanjaak di sebuah sanggar budaya di Pekanbaru. Awalnya canggung, apalagi harus memakai tanjak yang dipasang di kepala. Tapi setelah mengikuti beberapa gerakan dasar melangkah tegap, mengangkat tangan ke kepala saya mulai merasakan energi yang berbeda.
Rasanya bangga, seakan sedang ikut menjaga sebuah warisan budaya. Bagi saya, inilah salah satu cara terbaik untuk benar-benar memahami esensi sebuah tradisi: ikut menari bersama masyarakatnya.
Tari Tanjak, Ikon Melayu yang Harus Dijaga
Tari ini adalah warisan budaya Melayu yang sarat makna. Dari gerakan sederhana hingga musik pengiringnya, semuanya mengajarkan tentang kehormatan, keberanian, dan identitas.
Sebagai travel vlogger, saya menuliskan satu kalimat di catatan perjalanan saya:
“Jika ingin merasakan jiwa Melayu, jangan hanya menikmati kuliner khasnya. Cobalah saksikan. Setiap gerakannya adalah puisi tentang kehidupan yang diwariskan dari leluhur.”