Gunung Ijen, Destinasi Wisata Alam Kelas Dunia
UNESCO – Indonesia dikenal sebagai negeri dengan deretan gunung berapi aktif yang menyimpan pesona menakjubkan. Salah satunya adalah Gunung Ijen, yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur. Gunung dengan ketinggian 2.386 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini populer di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara berkat fenomena api biru dan kawah hijau toska yang ikonik.
Gunung Ijen bukan hanya sekadar tujuan pendakian, tetapi juga laboratorium alam hidup yang menyimpan kekayaan geologi, biologi, dan budaya. Tak heran, ia disebut-sebut sebagai salah satu destinasi wisata alam terbaik di Indonesia.

Fenomena Api Biru yang Mendunia
Hal yang membuat Gunung Ijen berbeda dari gunung lain adalah fenomena api biru (blue fire) yang sangat langka. Hanya ada dua lokasi di dunia yang memiliki fenomena ini: di Gunung Ijen (Indonesia) dan Islandia.
Bagaimana Api Biru Terjadi?
Fenomena ini muncul karena gas belerang keluar dari celah bebatuan dengan tekanan tinggi. Saat gas tersebut bertemu oksigen pada suhu di atas 600 derajat Celsius, terjadilah pembakaran yang menghasilkan cahaya biru. Api biru hanya dapat dilihat jelas pada malam hingga dini hari, membuat pendakian ke Ijen biasanya dimulai sekitar pukul 23.00 dari pos Paltuding.
Daya Tarik Global
Banyak wisatawan asing datang khusus ke Ijen untuk menyaksikan api biru. Bahkan, beberapa media internasional menobatkannya sebagai salah satu fenomena alam paling unik di dunia. Wisatawan sering menyebut pengalaman melihat api biru sebagai “satu momen seumur hidup” yang sulit dilupakan.
Kawah Ijen: Danau Asam Terbesar di Dunia
Selain api biru, Gunung Ijen juga terkenal dengan kawah raksasanya. Kawah Ijen memiliki luas sekitar 960 meter dengan kedalaman mencapai 200 meter. Yang membuatnya memukau adalah warna airnya yang hijau toska, berpadu dengan asap belerang yang mengepul.
Keindahan dan Bahaya
Meski indah, kawah Ijen memiliki tingkat keasaman hampir 0 pH, menjadikannya danau asam terbesar di dunia. Airnya bisa melarutkan logam, sehingga wisatawan dilarang untuk turun langsung ke dalam kawah. Pemandangan kawah paling indah biasanya terlihat saat matahari mulai terbit, dengan sinar keemasan menyapu permukaan air hijau toska.
Aktivitas Penambang Belerang
Gunung Ijen juga menjadi saksi perjuangan manusia. Sejak lama, kawasan ini dikenal sebagai lokasi penambangan belerang tradisional.
Perjuangan Para Penambang
Setiap hari, para penambang turun ke kawah untuk mengambil bongkahan belerang berwarna kuning cerah. Mereka memikul beban hingga 60–80 kilogram di pundak, lalu mendaki kembali ke atas kawah sejauh lebih dari 3 kilometer. Pemandangan ini menunjukkan kerasnya perjuangan manusia demi mencari nafkah.
Daya Tarik Wisata
Banyak wisatawan yang kagum sekaligus tersentuh melihat keteguhan para penambang. Mereka menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap wisata Ijen, mengingatkan pengunjung bahwa keindahan alam juga menyimpan sisi humanis.
Jalur Pendakian Gunung Ijen
Pendakian ke Gunung Ijen tergolong relatif mudah dan ramah untuk pemula.

Rute Pendakian
- Paltuding – Pos Bunder (1,5 km): Jalur landai dengan pemandangan hutan pinus.
- Pos Bunder – Pos Jampit (2 km): Jalur mulai menanjak, cukup menguras tenaga.
- Pos Jampit – Kawah Ijen (1 km): Jalur curam, tetapi pemandangan kawah mulai terlihat.
Total jarak pendakian sekitar 3,5 kilometer, dapat ditempuh dalam 1,5–2 jam. Meski jalurnya tidak terlalu panjang, pengunjung tetap disarankan menggunakan masker gas karena asap belerang bisa sangat pekat.
Waktu Terbaik untuk Berkunjung
Agar perjalanan lebih maksimal, wisatawan disarankan memilih waktu kunjungan dengan tepat.
- Mei–September (musim kemarau): Cuaca cerah, langit biru, dan pendakian lebih aman.
- Pukul 01.00–04.00 WIB: Waktu terbaik melihat api biru.
- Pagi hari: Panorama sunrise di tepi kawah.
- Siang hari: Warna hijau kawah terlihat lebih jelas.
Dengan memilih waktu yang tepat, wisatawan bisa menikmati seluruh pesona Ijen dalam satu kali perjalanan.
Flora dan Fauna Sekitar Ijen
Gunung Ijen masuk dalam kawasan Cagar Alam Taman Wisata Ijen, yang kaya dengan flora dan fauna khas pegunungan.
- Flora: Hutan pinus, bunga edelweiss, dan vegetasi pegunungan lainnya.
- Fauna: Kera ekor panjang, lutung Jawa, burung jalak, hingga elang Jawa.
Bagi pecinta alam, jalur pendakian ke Ijen memberikan pengalaman lengkap: keindahan geologi, keanekaragaman hayati, dan panorama khas pegunungan.
Akses Menuju Gunung Ijen
Gunung Ijen dapat diakses dari dua jalur utama: Banyuwangi dan Bondowoso.
- Dari Banyuwangi: Perjalanan sekitar 1,5 jam menuju Paltuding. Jalur ini lebih populer karena dekat dengan Bandara Banyuwangi.
- Dari Bondowoso: Perjalanan lebih panjang, sekitar 2–3 jam. Namun jalur ini menawarkan pemandangan perkebunan kopi dan hutan lebat.
Transportasi ke Banyuwangi kini cukup mudah, dengan penerbangan langsung dari Jakarta, Surabaya, dan Bali. Hal ini membuat Ijen semakin populer di kalangan turis asing.
Fasilitas Wisata di Gunung Ijen
Meski berada di kawasan pegunungan, fasilitas untuk wisatawan di Ijen sudah memadai.
- Basecamp Paltuding: Tersedia area parkir, warung, dan tempat penyewaan masker gas.
- Penginapan: Homestay hingga hotel tersedia di sekitar Banyuwangi dan Bondowoso.
- Pemandu Wisata: Banyak guide lokal siap membantu wisatawan, terutama turis asing.
- Kuliner Lokal: Setelah turun, wisatawan bisa mencicipi kuliner khas Banyuwangi seperti sego tempong, rujak soto, dan pecel rawon.
Tantangan dan Konservasi
Popularitas Ijen sebagai destinasi wisata dunia membawa dampak positif sekaligus tantangan.

Masalah Utama
- Sampah: Meningkatnya jumlah pengunjung seringkali menimbulkan masalah sampah.
- Asap Belerang: Risiko kesehatan bagi wisatawan dan penambang.
- Eksploitasi Alam: Ancaman terhadap kelestarian flora-fauna.
Upaya Konservasi
- Pembatasan jumlah pengunjung harian.
- Edukasi wisatawan tentang keselamatan dan kebersihan.
- Program pelestarian hutan dan satwa liar.
Dengan manajemen yang baik, Ijen bisa tetap lestari dan terus menjadi kebanggaan Indonesia di mata dunia.
Gunung Ijen di Mata Dunia
Keindahan Gunung Ijen sudah mendunia. Banyak media internasional menobatkannya sebagai salah satu tempat paling spektakuler di bumi. Dokumenter dari National Geographic hingga BBC pernah meliput fenomena api biru Ijen.
Turis asing, khususnya dari Eropa dan Jepang, menjadikan Ijen sebagai destinasi wajib ketika berkunjung ke Indonesia. Ijen kini disejajarkan dengan destinasi top lainnya seperti Bromo, Rinjani, dan Komodo.
Menyelami Pesona Ijen: Lebih dari Sekadar Pendakian
Berwisata ke Gunung Ijen bukan hanya mendaki gunung. Ia adalah pengalaman spiritual dan emosional. Dari menyaksikan api biru yang magis, menikmati sunrise dengan kawah hijau memukau, hingga melihat perjuangan penambang belerang—semuanya meninggalkan kesan mendalam.
Gunung Ijen mengajarkan kita tentang harmoni antara manusia dan alam. Ia menunjukkan betapa pentingnya menjaga keindahan yang sudah diwariskan kepada kita, agar generasi berikutnya juga bisa menyaksikan pesonanya.
Bagi pecinta alam, traveler, dan fotografer, Gunung Ijen adalah destinasi wajib. Ia bukan hanya gunung berapi, tetapi panggung besar yang menampilkan keajaiban geologi, budaya, dan perjuangan manusia dalam satu harmoni indah.