Tari Piring dari Sumatera Barat, Atraksi Budaya yang Mendunia

BUDAYA6 Views

Perjumpaan Pertama dengan Tari Piring

UNESCO – Perjalanan saya ke Sumatera Barat bukan hanya tentang menikmati rendang atau melihat megahnya Jam Gadang di Bukittinggi. Ada satu pengalaman yang benar-benar membuat saya terpukau, yakni menyaksikan langsung Tari Piring dari Sumatera Barat.

Acara budaya yang saya datangi sore itu berlangsung di sebuah halaman rumah gadang. Lampu-lampu dipasang di sekeliling panggung, musik tradisional Minangkabau sudah mulai dimainkan. Begitu para penari memasuki panggung dengan kostum berwarna merah dan emas, suasana berubah menjadi magis. Mereka membawa dua piring di tangan, mengayunkannya dengan cepat seirama musik talempong dan gandang.

Sesekali terdengar bunyi dentingan piring yang saling beradu. Penonton bersorak ketika para penari berjongkok, berputar, hingga melakukan atraksi menari di atas pecahan kaca. Jujur, saya merinding. Dari awal sampai akhir pertunjukan, mata saya tak bisa lepas dari setiap gerakan mereka.

Sejarah Panjang Tari Piring

Tari Piring bukanlah tarian biasa. Ia memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Minangkabau.

Awal Mula Tari Piring

Konon, Tari Piring sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Pada masa awal, tarian ini berfungsi sebagai ritual syukuran setelah panen padi. Para petani akan membawa hasil panen mereka di atas piring, kemudian menari sambil mengucap doa sebagai tanda syukur kepada dewa atau leluhur.

Namun, ketika Islam masuk ke tanah Minangkabau, fungsi ritual itu mengalami pergeseran. Tari Piring tetap dipertahankan, tetapi maknanya berubah menjadi ungkapan syukur kepada Allah SWT. Sejak itu, Tari Piring semakin sering ditampilkan pada acara adat, pesta rakyat, dan perayaan besar.

Tari Piring di Masa Kolonial

Pada zaman kolonial Belanda, Tari Piring sering dipentaskan untuk menyambut tamu penting, baik pejabat lokal maupun pejabat Belanda. Dari sinilah popularitasnya semakin menyebar hingga ke luar Sumatera Barat.

Filosofi Gerakan Tari Piring

Yang membuat Tari Piring istimewa bukan hanya keindahannya, melainkan filosofi yang terkandung dalam setiap gerakan.

Makna Gerakan

  • Gerakan memutar piring → simbol rasa syukur atas rezeki.
  • Gerakan menunduk → bentuk penghormatan dan kerendahan hati.
  • Gerakan cepat dan dinamis → mencerminkan kerja keras dan semangat hidup masyarakat Minangkabau.
  • Atraksi di atas kaca → simbol keberanian dan daya tahan menghadapi tantangan.

Saat menyaksikannya langsung, saya merasa setiap gerakan bukan sekadar seni, tapi juga doa. Ada pesan moral yang disampaikan lewat gerakan yang energik.

Musik Pengiring Tari Piring

Tidak bisa dipungkiri, iringan musiklah yang membuat Tari Piring terasa begitu hidup.

Alat Musik Tradisional Minangkabau

  • Talempong → instrumen logam kecil mirip bonang, menghasilkan nada ritmis.
  • Gandang → gendang khas Minang yang memberi tempo cepat.
  • Saluang → seruling bambu dengan nada melankolis.
  • Bansi → alat musik tiup kecil dengan suara unik.

Gabungan instrumen ini menciptakan ritme yang menghentak, membuat suasana pertunjukan begitu energik. Sebagai penonton, saya rasanya ikut terbawa arus, ingin ikut bergerak mengikuti irama.

Kostum Penari yang Memikat

Selain gerakan dan musik, keindahan Tari Piring juga terletak pada kostum yang dikenakan para penari.

Kostum Penari

  • Laki-laki: memakai teluk belanga atau baju adat Minang, ditambah kain sarung songket.
  • Perempuan: mengenakan baju kurung dan selendang songket.

Warna yang dominan biasanya merah, hitam, dan emas—masing-masing melambangkan keberanian, kekuatan, dan kejayaan. Dari kejauhan, warna kostum yang berkilau seakan menambah daya tarik tarian ini.

Properti Piring

Piring yang digunakan sederhana, biasanya piring keramik berwarna putih. Namun di tangan para penari, piring-piring itu berubah menjadi alat pertunjukan yang menakjubkan.

Variasi Tari Piring

Seiring berkembangnya zaman, Tari Piriing memiliki berbagai variasi.

Jenis Tari Piring

  1. Tari Piriing Tradisional – digunakan dalam acara adat seperti panen atau pernikahan.
  2. Tari Piriing Modern – lebih atraktif, ditampilkan di festival dan panggung hiburan.
  3. Tari Piriing Atraksi – menambahkan elemen ekstrem seperti menari di atas pecahan kaca atau memecahkan piring di akhir pertunjukan.

Saya sendiri menyaksikan versi atraksi, dan itu benar-benar memacu adrenalin.

Tari Piring di Panggung Dunia

Kini, Tari Piriing tak lagi hanya milik Sumatera Barat. Ia sudah mendunia. Banyak kelompok seni dari Minangkabau yang diundang tampil di berbagai festival budaya internasional.

Dampak Pengakuan Dunia

  • Pariwisata Sumatera Barat semakin dikenal.
  • Meningkatkan kebanggaan masyarakat lokal.
  • Menjadi ikon diplomasi budaya Indonesia.

Seorang penari senior bercerita pada saya, “Setiap kali tampil di luar negeri, penonton selalu terkesima. Mereka tak percaya bagaimana piring bisa diputar dengan cepat tanpa terjatuh.”

Tantangan dan Upaya Pelestarian

Meski populer, Tari Piring menghadapi tantangan. Generasi muda cenderung lebih tertarik pada budaya modern. Namun, berbagai upaya dilakukan agar Tari Piriing tetap lestari.

Cara Melestarikan Tari Piring

  • Festival Minangkabau: digelar rutin, menjadikan Tari Piriing sebagai acara utama.
  • Pendidikan Sekolah: Tari Piriing diajarkan sejak dini.
  • Kolaborasi Seni: menggabungkan Tari Piriing dengan musik modern.
  • Promosi Wisata: dijadikan atraksi utama bagi turis domestik dan mancanegara.

Saat saya berada di Padang, saya juga melihat workshop Tari Piiring khusus untuk wisatawan. Mereka diajari cara memegang piring dan melakukan gerakan dasar. Seru sekali!

Pengalaman Pribadi Mencoba Tari Piring

Saya tak tahan untuk ikut mencoba. Dengan dua piring kecil di tangan, saya mengikuti instruksi pelatih. Ternyata susah! Gerakannya cepat, dan piring harus dijaga agar tidak jatuh.

Tapi ketika akhirnya berhasil memutar piring tanpa menjatuhkannya, saya merasa puas luar biasa. Dari pengalaman itu, saya semakin kagum dengan penari profesional yang bisa melakukannya sambil berlari, berputar, bahkan menari di atas kaca.

Tari Piring, Kebanggaan Minangkabau

Tari Piiring dari Sumatera Barat adalah warisan budaya yang memikat, penuh makna, dan mendunia. Dari ritual panen hingga festival internasional, dari rumah gadang hingga panggung dunia,terus hidup sebagai simbol syukur, keberanian, dan semangat hidup masyarakat Minangkabau.

Sebagai penutup perjalanan saya di Sumatera Barat, saya menuliskan kalimat ini di jurnal saya:
“Jika ingin merasakan jiwa Minangkabau, jangan hanya mencicipi rendang atau melihat Danau Maninjau. Duduklah di panggung budaya, saksikan, dan biarkan setiap gerakan membawa kamu ke dalam filosofi hidup orang Minang.”