Tari Saman Aceh, Simbol Kebersamaan yang Diakui UNESCO

BUDAYA12 Views

Menyaksikan Tari Saman, Pengalaman Tak Terlupakan

UNESCO – Perjalanan saya ke Aceh membuka mata tentang betapa kayanya warisan budaya Indonesia. Dari kuliner khas hingga jejak sejarah Islam, semua begitu memikat. Namun, momen paling berkesan adalah ketika saya duduk di sebuah balai desa di Gayo Lues untuk menyaksikan Tari Saman dari Aceh yang mendunia.

Bayangkan, puluhan pemuda duduk berbaris rapi, mengenakan pakaian tradisional berwarna cerah. Saat tepukan tangan, dada, dan paha mulai terdengar, ditambah lantunan syair berbahasa Gayo, suasana mendadak berubah jadi magis. Saya merinding bukan hanya karena kekompakan mereka, tapi juga karena aura kebersamaan yang begitu kuat.

Sejarah Panjang Tari Saman

Tari Saman pertama kali diperkenalkan oleh Syekh Saman, seorang ulama besar dari Gayo pada abad ke-17. Beliau memadukan syair keagamaan dengan gerakan tepukan tangan yang sederhana, hingga akhirnya berkembang menjadi sebuah tarian khas Aceh.

Awal Mula sebagai Dakwah

  • Tari ini digunakan sebagai sarana menyebarkan ajaran Islam di pedalaman Gayo.
  • Syairnya berisi pesan moral, nasihat, dan doa.
  • Pertunjukan dilakukan dalam berbagai acara keagamaan dan adat.

Seiring perkembangan, Tari Saman menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Aceh dan tampil dalam upacara adat, pesta panen, hingga penyambutan tamu kehormatan.

Filosofi di Balik Gerakan Saman

Bagi saya, yang membuat Tari Saman begitu istimewa adalah filosofi yang terkandung di setiap gerakan. Tidak ada ruang untuk ego atau individualisme, karena kekuatan tarian ini justru lahir dari kebersamaan.

Makna yang Tersirat

  1. Solidaritas – Gerakan serentak melambangkan persatuan masyarakat.
  2. Disiplin – Penari harus fokus penuh agar tidak kehilangan tempo.
  3. Kekuatan Mental dan Fisik – Duduk lama sambil bergerak cepat menuntut daya tahan luar biasa.
  4. Spiritualitas – Syair yang dilantunkan penuh nilai religius.

Saat menonton langsung, saya merasakan energi positif yang memancar dari setiap tepukan tangan. Rasanya seperti sedang melihat semangat hidup masyarakat Aceh yang kokoh dan penuh syukur.

Musik dan Syair: Irama dari Tubuh

Tari Saman unik karena tidak diiringi alat musik apa pun. Semua ritme berasal dari tubuh para penari: tepukan dada, paha, tepukan tangan, serta gerakan badan yang dinamis.

Syair yang Menggetarkan

Syair Saman umumnya menggunakan bahasa Gayo. Isinya bisa berupa:

  • Nasihat kehidupan yang penuh makna.
  • Pantun jenaka untuk mencairkan suasana.
  • Doa dan pujian kepada Tuhan.

Sebagai travel vlogger, mendengar syair itu membuat saya seperti ikut larut dalam budaya lokal. Meski tidak sepenuhnya paham artinya, getaran suara yang lantang dan penuh semangat berhasil menembus batas bahasa.

Tari Saman Mendunia Lewat UNESCO

Pada 24 November 2011, UNESCO resmi menetapkan Tari Saman sebagai Warisan Budaya Takbenda yang Memerlukan Perlindungan Mendesak. Pengakuan ini bukan sekadar prestasi, tetapi juga tanggung jawab besar untuk terus melestarikan warisan tersebut.

Dampak Pengakuan Dunia

  • Tari Saman sering diundang tampil di festival internasional.
  • Meningkatkan kunjungan wisatawan ke Aceh, khususnya ke Gayo Lues.
  • Memicu kebanggaan generasi muda Aceh untuk mempelajari tarian ini.
  • Pemerintah daerah lebih aktif mengadakan festival dan lomba Saman.

Saya sendiri merasakan langsung efeknya. Saat berada di Aceh, banyak turis mancanegara yang antusias menonton pertunjukan Tari Saman, bahkan ada yang mencoba belajar gerakannya.

Festival Saman: Atraksi Budaya yang Mendebarkan

Jika ingin melihat Tari Saman dalam skala besar, datanglah ke Festival Saman di Gayo Lues. Ratusan penari duduk berbaris memenuhi lapangan, menciptakan gelombang gerakan yang menakjubkan.

Suasana Festival

  • Penari duduk dalam barisan panjang, sering kali mencapai ratusan orang.
  • Gerakan semakin lama semakin cepat, membuat penonton bertepuk tangan kagum.
  • Syair dilantunkan lantang, menggema hingga ke pelosok desa.

Menyaksikan festival ini membuat saya sadar, Tari Saman bukan sekadar pertunjukan seni. Ia adalah identitas masyarakat Aceh yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Tantangan Pelestarian di Era Modern

Meski sudah mendunia, Tari Saman tetap menghadapi tantangan. Banyak anak muda lebih sibuk dengan budaya populer digital, sehingga minat mempelajari tari tradisi bisa menurun.

Upaya yang Dilakukan

  1. Ekstrakurikuler Sekolah – Banyak sekolah di Aceh menjadikan Tari Saman bagian dari kurikulum.
  2. Komunitas Seni – Kelompok tari lokal giat melatih generasi baru.
  3. Festival Budaya – Event tahunan mempertemukan ribuan penari dari berbagai daerah.
  4. Digitalisasi – Video Tari Saman dipopulerkan lewat YouTube dan media sosial.

Saya melihat sendiri bagaimana anak-anak muda Aceh masih bersemangat. Mereka berlatih sore hari di balai desa, tertawa bersama ketika ada yang salah gerakan, lalu kembali menyatu dalam kekompakan.

Pengalaman Pribadi: Merinding di Barisan Penonton

Bagi saya pribadi, menyaksikan pengalaman spiritual. Saat ratusan penari bergerak seirama dengan tempo yang makin cepat, jantung saya ikut berdegup kencang.

Ada rasa bangga karena warisan budaya Indonesia begitu megah, ada haru karena semangat mereka tidak pernah padam, dan ada kagum karena tarian ini benar-benar tidak ada tandingannya di dunia.

Sebagai travel vlogger, saya menuliskan satu kalimat dalam catatan perjalanan saya:
“Jika ada satu tarian yang bisa mewakili semangat kebersamaan bangsa Indonesia, itu adalah Tari Saman dari Aceh yang mendunia.”

Kesimpulan

Tari Saman bukan hanya hiburan, tetapi simbol persatuan, kebersamaan, dan kekuatan budaya. Dari desa-desa di Gayo hingga panggung dunia, telah membuktikan bahwa warisan leluhur Indonesia bisa mendunia jika dijaga dengan baik.

Melalui pengakuan UNESCO, dukungan masyarakat, dan semangat generasi muda, akan terus hidup. Bagi siapa pun yang ingin merasakan denyut budaya Aceh, datanglah dan saksikan sendiri. Karena sekali saja menonton, Anda akan mengerti mengapa tarian ini dijuluki sebagai “The Dance of a Thousand Hands” yang mendunia.