Tari Zapin, Warisan Melayu yang Menyatu dengan Irama Gambus

BUDAYA120 Views

Pertama Kali Menyaksikan Tari Zapin

UNESCO – Sebagai seorang travel vlogger, saya percaya bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki tarian yang unik dan penuh cerita. Ketika berkunjung ke Riau, saya berkesempatan menyaksikan Tari Zapin, salah satu tarian Melayu yang terkenal anggun sekaligus dinamis.

Sore itu, di sebuah festival budaya di Pekanbaru, musik gambus mulai dimainkan. Beberapa penari laki-laki dan perempuan memasuki panggung dengan langkah kecil yang cepat namun lembut. Gerakan kaki mereka selaras, tangan bergerak anggun, seolah sedang bercerita lewat tubuh.

Saya terpesona. Ada sesuatu yang berbeda dari Tari Zapin: sederhana, elegan, tapi memikat. Penonton pun larut, bertepuk tangan mengikuti irama. Rasanya saya sedang diajak menyelami jejak budaya Melayu yang kaya.

Sejarah Tari Zapin

Tari Zapin memiliki sejarah panjang yang menarik. Tidak seperti banyak tarian tradisional Nusantara yang lahir dari ritual lokal, Tari Zapin justru hadir berkat perpaduan budaya.

Asal-Usul Tari Zapin

Konon, Tari Zapin dibawa masuk ke Nusantara oleh para pedagang dan ulama dari Arab pada abad ke-13. Kata “Zapin” berasal dari bahasa Arab “Zaffan”, yang berarti tarian.

Awalnya, Zapin hanya ditarikan oleh laki-laki, terutama untuk menyebarkan dakwah Islam. Namun seiring perkembangan, Tari Zapin mulai dipentaskan oleh laki-laki dan perempuan, baik dalam acara adat, penyambutan tamu, hingga festival budaya.

Penyebaran di Nusantara

Dari Riau, Tari Zapin menyebar ke berbagai daerah pesisir seperti Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan, hingga Johor (Malaysia). Bahkan, Zapin kini dikenal sebagai salah satu identitas budaya Melayu yang mendunia.

Filosofi Gerakan Tari Zapin

Keindahan Tari Zapin bukan hanya soal gerakan, tetapi juga makna yang terkandung di dalamnya.

Makna Gerakan

  • Langkah kaki cepat → melambangkan semangat dan ketangkasan.
  • Gerakan tangan anggun → simbol kelembutan hati masyarakat Melayu.
  • Formasi berpasangan → mencerminkan keharmonisan dan kebersamaan.
  • Gerakan turun-naik → tanda kerendahan hati di hadapan Sang Pencipta.

Saat saya menyaksikan langsung, gerakan kaki para penari yang lincah benar-benar membuat saya kagum. Meski sederhana, ternyata butuh konsentrasi tinggi agar tidak salah langkah.

Musik dan Lagu Pengiring

Tidak ada Tari Zapin tanpa musik pengiring yang khas.

Alat Musik Zapin

  • Gambus → alat musik petik khas Timur Tengah, simbol pengaruh Islam.
  • Marwas → gendang kecil yang menghasilkan ritme cepat.
  • Biola → ditambahkan pada era modern untuk memberi harmoni.

Musik Zapin biasanya diiringi lagu-lagu berbahasa Melayu yang penuh petuah. Syairnya sering berisi nasihat, nilai moral, bahkan cerita kehidupan sehari-hari.

Saya sendiri merasa seolah diajak masuk ke masa lalu. Suara gambus yang syahdu berpadu dengan hentakan marwas menciptakan suasana khas pesisir Melayu.

Kostum Penari Zapin

Keindahan tari ini juga tampak dari busana yang dikenakan penari.

Kostum Penari

  • Laki-laki: memakai baju kurung Melayu lengkap dengan kain songket di pinggang.
  • Perempuan: mengenakan baju kebaya panjang dengan selendang atau kerudung.

Warna kostum biasanya cerah, seperti merah, kuning, atau hijau, melambangkan keceriaan dan keanggunan masyarakat Melayu.

Variasi Tari Zapin di Nusantara

Seiring perkembangan, Kini Juga memiliki banyak variasi di berbagai daerah.

Beberapa Jenis Zapin

  1. Zapin Melayu Riau – dianggap sebagai bentuk asli yang paling klasik.
  2. Zapin Arab – masih kental dengan nuansa Timur Tengah.
  3. Zapin Jambi – gerakannya lebih lembut dan berpasangan.
  4. Zapin Modern – dikombinasikan dengan musik kontemporer agar lebih menarik bagi generasi muda.

Saya berkesempatan melihat Zapin Modern di Pekanbaru. Penarinya masih menjaga gerakan dasar Zapin, tapi iringannya sudah dipadukan dengan musik orkestra. Menarik sekali!

Tari Zapin di Panggung Dunia

Tak hanya itu kini bukan hanya kebanggaan masyarakat Melayu, tapi juga menjadi simbol budaya Indonesia di mata dunia.

Pengakuan dan Pentas Internasional

  • Sering ditampilkan dalam festival budaya di Asia Tenggara.
  • Menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia di Eropa dan Timur Tengah.
  • Diajarkan di sekolah-sekolah seni untuk melestarikan tradisi.

Bahkan, ada komunitas Zapin di Belanda dan Singapura yang rutin menampilkan tarian ini sebagai cara menjaga identitas budaya Melayu di perantauan.

Tantangan dan Pelestarian Tari Zapin

Meski terkenal, Kini juga menghadapi tantangan. Generasi muda lebih banyak mengenal tarian modern.

Upaya Pelestarian

  • Festival Zapin Internasional diadakan rutin di Riau.
  • Sanggar Tari di berbagai daerah mengajarkan gerakan dasar Zapin.
  • Kolaborasi Seni → memadukan Zapin dengan musik pop atau jazz.
  • Promosi Wisata → Zapin ditampilkan untuk menarik wisatawan.

Saya melihat sendiri bagaimana anak-anak sekolah dasar di Riau antusias belajar Zapin. Itu membuat saya optimis, tarian ini akan terus hidup.

Pengalaman Pribadi Mencoba Tari Zapin

Saya tidak tahan untuk ikut mencoba. Bersama beberapa wisatawan lain, kami diajari gerakan dasar Zapin: melangkah kecil, cepat, dan tetap anggun.

Awalnya terasa sulit, tapi lama-lama saya bisa mengikuti irama marwas. Rasanya menyenangkan, seolah saya ikut masuk ke dalam cerita budaya Melayu.

Tari Zapin, Warisan Melayu yang Abadi

Tari Zapin adalah salah satu warisan budaya Melayu yang kaya akan nilai sejarah, filosofi, dan keindahan. Dari masjid hingga panggung internasional, Zapin tetap hidup sebagai simbol keharmonisan, syukur, dan kebersamaan.

Sebagai travel vlogger, saya menuliskan satu kalimat di jurnal perjalanan saya:
“Jika ingin merasakan jiwa Melayu, jangan hanya menikmati kuliner rendang atau sate Padang. Duduklah di panggung budaya, dengarkan suara gambus, dan saksikan. Di situ kamu akan menemukan harmoni antara tradisi dan spiritualitas.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *